Ketika Sebuah Hal Biasa Menjadi Hal Yang Tidak Biasa Bagi Saya

Hari ini kebetulan saya medapatkan pengetahuan baru seputar kelemahan pada sebuah lift yang berada pada kampus tempat saya kuliah. Jadi ceritanya begini:

Pagi itu saya sidang penelitian yang kebetulan berada di lantai 6 kampus. Saya menggunakan fasilitas kampus untuk menuju ke lantai 6 yaitu menggunakan lift yang satu-satunya terdapat pada kampus. Dan sedikit informasi, lift tersebut hanya bisa dipilih tombolnya hanya pada lantai tertentu saya yaitu 1-5-6. pengaturan tersebut dilakukan atas kebijakan dari pihak kampus karena banyaknya mahasiswa yang bermanja-manjaan menggunakan fasilitas lift hanya naik 1 lantai harus menggunakan lift dan yang lebih parahnya untuk turun 1 lantai ke bawah saja harus naik lift, bisa dibayangkan bagaimana
panjang dan banyaknya mahasiswa yang menunggu didepan setiap pintu lift padahal ada alternatif lain untuk naik atau turun disetiap lantai yaitu menggunakan tangga, maka dibuatlah peraturan seperti demikian. Mahasiswa sekarang bisa dikatakan sudah minim akan etika, baik itu etika dalam bergaul atau etika yang lainnya. mengapa saya katakan demikian? karena pernah saya melihat beberapa mahasiswa secara berbondong-bondong untuk masuk menggunakan lift tersebut padahal didalam ada pejabat struktural kampus, yaitu diantaranya Rektor, Wakil Rektor dan sejumlah pejabat lainnya. tapi entah kenapa, para mahasiswa tersebut seperti enggan untuk menunggu atau mereka menganggap hal tersebut biasa saja. Ini etikanya dimana? akhlaknya bagaimana? coba untuk bersabar barang sejenak, menunggu setelah rektor turun dan keluar dari dalam lift. Itulah budaya yang sudah tercoreng dari negeri kita yaitu minimnya akan budaya untuk antri.

Demikian sedikit cerita singkat mengenai kondisi lift dan sekarang kita lanjut seperti apa cerita saya mendapatkan ilmu pengetahuan hari ini. Siang itu setelah saya ujian penelitian dan ingin pulang, kebetulan saya menggunakan lift kembali untuk turun dari lantai 6 ke lantai 1 kampus bersama dengan 2 orang lainnya, jadi ada kami bertiga yang ada pada lift. Kemudian terjadi obrolan ringan didalam lift, ketika pada info digital lift yang menunjukkan angka disetiap lantai menunjukkan angka 3 secara tiba-tiba ada seorang teman langsung menekan tombol angka 1 secara berulang-ulang pada tombol lift. Kemudian saya berkata,

"Sudah saya tekan pak angka 1 pada tombol lift",
kemudian teman tadi menjawab "Iya tidak apa-apa saya ingin turun ke lantai 2 saja", 

sejenak saya terdiam dan berfikir,"lift inikan sudah diset dengan tombol lift yang bisa ditekan yaitu nomor 1-5-6 saja, mana bisa selain angka tersebut digunakan",
dan masih dengan keterdiaman saya, tiba-tiba pintu lift terbuka dan angka pada info digital lift menujukkan angka 2 dan sayapun kembali terbengong unjuk barang sesaat. Kemudian sayapun ikut keluar yaitu pada lantai 2. Setelah urusan saya selesai pada lantai 2 saya pun penasaran dengan cara yang dilakukan teman dalam lift tadi dan tanpa menunggu waktu lama saya pun turun ke lantai 1 kemudian masuk kedalam lift untuk mencoba teknik yang digunakan tadi yaitu dengan menekan angka 1 pada tombol lift untuk berhenti pada salah satu lantai gedung kampus.

Mula-mula saya menekan angka 1 untuk berhenti pada lantai 2 kampus dari lantai 1, dan ternyata lift terus melaju naik ke atas yaitu lantai 6 sesuai yang saya pilih sebelumnya. tombol terus saya tekan sampai kemudian berhenti di lantai 6. Sjenak saya berfikir, "mm ternyata teknik tersebut tidak bisa digunakan jika ingin berhenti dengan kondisi lift naik ke atas", kemudian untuk menguji analisa saya tersebut saya kembali menekan tombol 1 untuk turun ke lantai 1 kembali ketika angka pada info lift menunjukkan angka 4 saya menekan tombol 1 secara berulang dan ternyata analisa saya benar, pintu lift terbuka tepat di lantai 3, kemudian coba kembali untuk berhenti pada lantai 2 dari lantai 3 saya tekan tombol 1 kembali dan lagi-lagi pintu terbuka kemudian saya keluar dari lift. Dari sini bisa saya buat kesimpulan bahwa, teknik tersebut bisa digunakan jika lift dalam kondisi turun dengan cara menekan tombol 1 secara berulang dan teknik tersebut tidak akan bekerja jika lift dalam kondisi bergerak keatas. Tapi saya tidak tahu juga apakah teknik tersebut berlaku untuk semua jenis lift atau hanya pada lift yang terdapat pada kampus kami saja :).

Demikian pengalaman menarik yang saya dapat hari ini, semoga berguna dan bermanfaat bagi yang membaca, sampai ketemu pengalaman saya selanjutnya ;).

<to be continue>

Author:

0 comments:

Silahkan tinggalkan komentar anda dengan menggunakan opsi Name/URL. Mohon jangan komentar SPAM..! Karena komentar dengan menyertakan LINK / ANCHOR TEXT atau promosi produk tertentu akan saya hapus tanpa pemberitahuan sebelumnya
Terimakasih...!!!