Renungan untuk saudariku seiman

Renungan bagi yang belum berhijab, dan motivasi bagi yang sudah berhijab.
Ingat, hijab bukan hanya sebatas penutup aurat, tapi simbol seorang muslimah, simbol keimanan dan simbol kepatuhan terhadap perintah Allah SWT.
Jikalau diluarsana ada yang mengenakan hijab tapi kelakuannya tidak hijab, maka yang demikian bukan karena hijabnya yang salah tapi akhlaknya yang salah.
Banyak yang mencibir,"ah buat apa berhijab tapi kelakuan masih bejat." Ingat saudariku, hijab murni perintah Allah yang wajib hukumnya, sedangkan kelakuan itu murni atas kehendak makhluknya itu sendiri. Firman Allah,"Tidak akan berubah nasip suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya."
Jodoh, maut, rejeki hanya Allah yang tahu kapan, dimana, dengan siapa, dan bagaimana. Tapi satu yang perlu di ingat, tidak ada yang bisa menjamin untuk 1 detik kedepan apakah kita masih hidup? Hanya Allah lah yang tahu kapan semua itu terjadi.
Persiapkan diri sesiap-siapnya dan semaksimal mungkin untuk bertemu dengan-Nya. Semoga kita bisa kembali menghadap Allah SWT dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin aamiin yaa rabbal alamin.

◦◦ KISAH SEORANG WANITA YANG TIDAK MAU BERJILBAB ◦◦
Ada seorang wanita yang dikenal taat dalam beribadah. Dia sangat rajin melakukan ibadah wajib maupun sunah.
Hanya ada satu kekurangannya, ia tak mau berjilbab menutupi auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum, seraya menjawab: "Insya Allah yang penting hati dulu yang berjilbab."
Sudah banyak orang yang menanyakan maupun menasehatinya. Tapi jawabannya tetap sama. Hingga suatu malam ia bermimpi sedang berada disebuah taman yang indah. Rumputnya sangat hijau. Berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan bagaimana segarnya udara dan wanginya bunga.
Sebuah sungai yang sangat jernih. Airnya kelihatan melintas dipinggir taman. Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya. Ada beberapa wanita disitu yang terlintas juga menikmati pemandangan keindahan taman.
Ia pun menghampiri salah satu wanita tersebut. Wajahnya sangat bersih, seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.
"Assalamu'alaikum saudariku..."
"Wa'alaikum salam, selamat datang wahai saudariku..."
"Terimakasih, apakah ini syurga?" Wanita itu tersenyum. "Tentu saja bukan wahai saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum syurga."
"Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya syurga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini..." Wanita itu tersenyum lagi kemudian bertanya, "Amalan apa yang bisa membuatmu kembali wahai sudariku?"
"Aku selalu menjaga sholat, dan aku menambah dengan ibadah-ibadah sunah."
"Alhamdulillah..." Tiba-tiba jauh diujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka, dan ia melihat beberapa wanita yang di taman tadi mulai memasukinya satu per satu. "Ayo, kita ikuti mereka!" kata wanita itu sambil setengah berlari.
"Apa dibalik pintu itu?"
"Tentu saja syurga wahai saudariku..." Larinya semakin cepat.
"Tunggu... tunggu aku..." ia berlari sekancang-kencangnya, namun tetap tertinggal.
Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum padanya. Namun ia tetap saja tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari sekuat tenaga.
Ia lalu berteriak, "Amalan apa yang engkau lakukan sehingga engkau tampak begitu ringan?"
"Sama denganmu wahai saudariku..." jawab wanita itu sambil tersenyum. Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu.
"Amalan apalagi yang engkau lakukan yang tidak aku lakukan?" Wanita itu menatapnya dan tersenyum lalu berkata, "Apakah engkau tidak memperhatikan dirimu apa yang membedakan dengan diriku?" Ia sudah kehabisan nafas, tak mampu lagi menjawab.
"Apakah engkau mengira bahwa Rabbmu akan mengizinkanmu masuk ke Syurga-Nya tanpa jilbab penutup aurat?" kata wanita itu. Tubuh wanita itu telah melewati, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar memandangnya dan berkata, "Sungguh disayangkan, amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki syurga ini.
Cukuplah syurga hanya sampai dihatimu karena niatmu adalah menghijabi hati." Ia tertegun, lalu terbangun... Beristighfar lalu mengambil wudhu. Ia tunaikan sholat malam, menangis dan menyesali perkataannya dahulu.
Dan sekarang ia berjanji sejak saat ini ia akan MENUTUP AURATNYA.
"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal karena mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzab: 59)
Berjilbab adalah perintah langsung dari Allah swt, lewat utusan-Nya yakni Baginda Nabi Besar Muhammad Rasulullah saw.
Yang namanya perintah dari Allah adalah wajib bagi seorang hamba untuk mematuhi-Nya. Dan apabila dilanggar, ini jelas ia telah berdosa. "Wallahu A'lam Bish Showab..."

Author:

0 comments:

Silahkan tinggalkan komentar anda dengan menggunakan opsi Name/URL. Mohon jangan komentar SPAM..! Karena komentar dengan menyertakan LINK / ANCHOR TEXT atau promosi produk tertentu akan saya hapus tanpa pemberitahuan sebelumnya
Terimakasih...!!!