Buku "Catatan Harian Dari Negeri Para Nabi"


Judul Buku: Catatan Harian dari Negeri Para Nabi (Kumpulan Kisah dan Catatan Penggugah Iman dan Pencerahan Hati)
Penulis: M.A.Salman El Kamangi
Penerbit: PT.Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 2013
ISBN: 978-602-02-0453-6

Buku ini saya beli tanggal 2 Mei 2016 dengan harga Rp.10.000,- di Transmart Jakabaring-Palembang.

Sekilas dalam benak saya ketika melihat buku ini, saya mengira seperti diary kehidupan sehari-hari disana oleh penulis, dalam benak saya ketika melihat buku ini penulis akan menceritakan pengalaman dia bagaimana bisa kesana, terus hal-hal apa saja yang dia lakukan disana sehingga berguna nantinya untuk mereka yang akan pergi ke negeri tersebut. Dalam benak saya juga isi dari buku ini hampir sama seperti buku karya Raditya Dika yaitu buku yang menceritakan bagaimana kehidupan penulis selama di negeri orang. Seperti layaknya sebuah catatan harian yang saya ketahui, misal pada hari, tanggal, bulan, tahun, tempat kejadian menceritakan bahwa terjadi sebuah peristiwa yang membuat iman semakin kuat dan cerita lain sebagainya. 

Ya begitulah yang saya tangkap ketika melihat dan membaca judul buku ini. Sehingga membuat saya tertarik, karena terus terang saya sangat menyukai buku non fiksi yang menceritakan kisah nyata seseorang.

Setelah saya selesai membaca buku ini sampai dengan halaman terakhir. Kesimpulan yang saya dapat bahwa buku ini memang tidak sepenuhnya menceritakan kisah keseharian penulis ada beberapa bagian yang menceritakan kisah tentang orang lain tapi tetap ceritanya mengandung unsur sebagai penggugah iman dan pencerah hati.

Beberapa kutipan yang sempat saya tandai menggunakan stabilo pada buku ini, diantaranya:

Pertama:
Jika dalam surah itu saya cantumkan tentang data diri, tentu agar permohonan itu diterima. Maka jika kita ingin mengajukan sejumlah daftar permintaan pada Allah, apakah data-data amal saleh kita sudah mencukupi? Seperti shalat wajib tepat waktu, melaksanakan amalan sunah, puasa wajib dan sunah, adzkar pagi dan petang, zakat dan sedekah, baca Al-Qur'an, menjenguk orang sakit, memaafkan kesalahan orang lain, jujur, dan seterusnya.
Dan segala bentuk amal ibadah lainnya yang Allah sukai. Jika semuanya bernilai A, tentu penerimaan dan terkabulnya doa itu lebih cepat dan mudah. Namun bila data-data itu tidak lengkap, banyak yang bolong-bolong, asal-asalan, tidak ikhlas, maka kita harus berusaha lebih keras dan sungguh-sungguh untuk melayakkan diri agar doa-doa kita dikabulkan.

Ke-dua:
Dalam sebuah hadisnya, Rasulullah saw., menyampaikan, bahwa di dalam tubuh manusia ada segumpal daging yang apabila ia baik, maka baiklah seluruh anggota tubuh manusia. Apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh anggota tubuh manusia, dan segumpal daging itu adalah hati.

Ke-tiga:
Imam Syafi'i bercerita,"Aku mengadu pada Waki' tentang lemahnya hafalanku. Kemudian Waki' memerintahkanku untuk meninggalkan perbuatan maksiat. Waki' memberitahuku bahwa ilmu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak diberikan pada orang yang berbuat maksiat."

Ke-empat:
"Bila hati kian bersih, fikiranpun akan jernih, semangat hidup akan gigih, prestasi mudah diraih. Bila hati sempit, segalanya jadi rumit, seakan hidup terhimpit, lahir batin terasa sakit," begitulah petuah Aa Gym.

Ke-Lima:
"Di samping itu, saya ingin istri saya menjadi bidadari di dunia sebelum menjadi bidadari di surga. Di antara karakteristik bidadari surga adalah Qashiratut tharif, maksudnya adalah ia hanya melihat dan memandang pada suaminya. Tidak ada pria yang ia kenal selain suaminya. Dan tidak ada pria yang lebih gagah dan ia cintai selain suaminya. Betapa indahnya hubungan tersebut."

Ke-Enam:
Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda,'Barang siapa yang shalat Subuh berjamaah, kemudian duduk berzikir sampai terbitnya matahari, lalu shalat dua rakaat. Maka baginya pahala, seperti pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna."
Dan terakhir, ada empat perkara yang jika berkumpul dalam diri seorang muslim dalam suatu hari, maka ia akan masuk surga, sebagaimana yang disebutkan rasul. Empat perkara itu adalah, puasa sunah, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, dan memberi makan orang miskin.

Ke-Tujuh:
Para ulama berkata, tobat wajib dilakukan atas setiap dosa. Jika perbuatan maksiat berkaitan antara seorang hamba dan Allah tidak antara hamba dan manusia lainnya, maka syaratnya ada tiga; Pertama, hendaklah ia meninggalkan maksiat itu. Kedua, hendaklah ia menyesal atas maksiat itu. Ketiga, hendaklah ia berazam untuk tidak kembali pada maksiat itu selama-lamanya.
Adapun jika maksiat berkaitan antara seorang hamba dan manusia lainnya, maka syaratnya ada empat. Tiga syarat yang di atas dan satu lagi adalah mengembalikan hak-hak orang lain seperti harta, atau meminta maaf padanya atas keburukan yang pernah dilakukan pada orang tersebut.

Author:

0 comments:

Silahkan tinggalkan komentar anda dengan menggunakan opsi Name/URL. Mohon jangan komentar SPAM..! Karena komentar dengan menyertakan LINK / ANCHOR TEXT atau promosi produk tertentu akan saya hapus tanpa pemberitahuan sebelumnya
Terimakasih...!!!