Daerah Pariwisata Danau Ranau Sum-Sel


Seperti yang kita ketahui, Danau Ranau tidaklah asing bagi kita semua yang gemar berpetualang atau menjelajahi daerah-daerah yang masih asli dengan keindahan alam, budaya yang masih sangat kental dengan adat istiadat tradisional yang sangat manarik untuk kita ketahui bersama.

Danau Ranau adalah danau terbesar nomor dua dan terindah di Sumatera Selatan yang terletak di Kecamatan Banding Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Propinsi Sumatera Selatan. Berjarak sekitar 342 Km dari kota Palembang, 130 dari kota Baturaja, dan 50 Kilometer dari Muaradua (Ibu Kota Oku Selatan), dengan jarak tempuh mobil sekitar 7 jam dari kota Palembang. Untuk mencapai kesana bisa melalui beberapa rute, diantaranya : jika posisi kita berada di Palembang, kita bisa melalui kota Prabumulih yang membutuhkan waktu sekitar 2 jam dari kota Palembang, kemudian ke Baturaja 4 jam perjalanan dan selanjutnya ke Muaradua 2 jam, berakhir ke Ranau dan jika posisi kita berada di Bandar Lampung, danau ini bisa ditempuh melalui Bukit Kemuning dan Liwa. 



Secara geografis, danau ini terletak di perbatasan Kabupaten OKU Selatan Propinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Lampung Barang Propinsi Lampung , terletak pada posisi 4°51′45″ bujur Selatan dan 103°55′50″ bujur Timur.

Danau Ranau yang mempunyai luas sekitar 8x16 km dengan latar belakang Gunung Seminung (ketinggian sekitar 1.880 m dpl), dengan di kelilingi bukit dan lembah. Pada malam hari udara sejuk dan pada siang hari cerah suhu berkisar antara 20° – 26° Celsius.

Menurut legenda yang ada, danau ini tercipta dari gempa besar dan letusan vulkanik dari gunung berapi yang membuat cekungan besar, dan Sungai besar yang sebelumnya mengalir di kaki gunung berapi itu kemudian menjadi sumber air utama yang mengisi cekungan/belahan itu. Dan lama-kelamaan lubang besar itu penuh dengan air. Kemudian di sekeliling danau baru itu mulai ditumbuhi berbagai tanaman semak, di antaranya  yang oleh warga setempat disebut ranau. Maka danau itu pun dinamakanlah Danau Ranau. Sisa gunung api itu kini menjadi Gunung Seminung yang berdiri kokoh di tepi danau berair jernih tersebut. 

Di lain legenda terciptanya danau ini yang sebagian besar di percayai masyarakat setempat bahwa, dahulu kala terdapatlah sebuah gunung yang di kelilingi hutan rimba yang pohonnya begitu besar, tetapi di tengah hutan tersebut terdapat sebuah pohon yang paling besar di antara pohon yang lain yang berdekatan dengan pemukiman warga di jaman itu yang namanya pohon Hanau, karena warga merasa terusik dengan besarnya pohon tersebut, secara bersama-sama mereka menebang pohon itu dan ternyata tidak disangka, dari bawah pohon yang telah di tebang keluarlah air mata yang begitu besar dan tak henti-hentinya keluar, sehingga terbentuklah sebuah danau yang begitu indah, dan dari peristiwa tersebut di namakanlah danau itu dengan sebutan Danau Ranau yang kata Ranau di ambil dari nama pohon tadi yaitu Hanau.




Pada sisi lain di kaki Gunung Seminung terdapat sumber air panas alam yang keluar dari kaki danau. Yang menandakan bahwa gunung tersebut sudah tidak aktif lagi dengan kluarnya blerang dari kaki gunung dan dipercayai masyarakat setempat bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit, dari mulai kadas, panu, kurap dan lain sebagainya. 




Di sekitar danau ini juga dapat ditemui air terjun Subik yang konon ceritanya terbentuk dari tempat latihannya sang jawara di jaman itu yang bernama si Pahit Lidah. Tempat lain yang menarik untuk dikunjungi adalah Pulau Marisa yang terletak tidak jauh dari air panas yang juga konon katanya dibuat oleh sang jawara si Pahit Lidah yang berniat ingin membagi/membelah danau tersebut. 

Wah siapa lagi nih Si Pahit Lidah? sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga kita!! Layaknya daerah lain, seperti Kisah Gunung Tangkuban Perahu, Candi Borobudur, dll. Danau Ranau memiliki Legenda tersendiri yaitu SI PAHIT LIDAH dan SI MATA EMPAT.

Konon kabarnya hidup seorang yang sangat sakti mandraguna yaitu Si Pahit Lidah, karena terlampau sakti lidahnya yang pahit dapat mengkutuk orang, binatang, atau benda apapun menjadi batu. Hal ini dipercaya karena adanya situs peninggalan zaman dahulu kala yaitu Batu Kebayan (candi sepasang pengantin) yang puing-puingnya masih tersisa di dekat Desa Jepara, Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah, kabupaten OKU Selatan, Sumatera Selatan. Dan konon dipercaya banyaknya situs (arca atau patung) di daerah Ranau seperti: Batu Lesung, di Subik dan sebagainya adalah akibat sumpah dari Si Pahit Lidah.

Beberapa ahli dari Belanda sempat melakukan penelitian terhadap situs-situs tersebut mereka menyatakan bahwa situs-situs tersebut adalah peninggalan kebudayaan Budha dan Hindu yang sempat ada sebelum Islam masuk ke Ranau. Jika ditilik dari sejarah memang dari cerita Pangeran Singa Juru (Raja pertama Ranau) yang berguru sampai ke Majapahit, tentulah hal itu masih ada relevansinya.

Kembali ke cerita Si Pahit Lidah, konon kabarnya pula, ada seorang yang sangat sakti dari daerah lain yaitu Si Mata Empat, yang ingin menguji kesaktian Si Pahit Lidah.

Lalu terjadilah uji kesaktian dengan ending kalahnya Si Pahit Lidah. Karena serakah Si Mata Empat menjilat lidah Si Pahit Lidah dengan tujuan untuk mengambil kesaktiannya. Namun ternyata Si Mata Empat langsung keracunan dan mati oleh racun dari lidah Si Pahit Lidah.

Cerita diatas tentu saja sebatas mitos, namun bagi masyarakat Ranau, termasuk saya pribadi sebagai penulis cerita tersebut adalah cerita turun temurun yang merupakan ciri khas dan kebanggaan masyarakat Ranau.

Bahkan dahulu kala ketika saya masih kecil, cerita ini pernah diangkat ke layar lebar dengan di bintangi oleh aktor senior Advent Bangun (bintang laga terkenal diera 80 s.d 90-an). Dan semua anak-anak sekolah SD, SMP, dan SMU diwajibkan menonton film yang menceritakan legenda tersebut. Cukup lucu memang. Tapi sisi positifnya adalah bangkitnya rasa kebanggaan terhadap tanah kelahiran yaitu Ranau.

Dan anehnya cerita Si Pahit Lidah ada juga di daerah kabupaten lain di Sumsel seperti di Pasemah Lahat, konon ada batu / patung gajah juga kutukan Si Pahit Lidah.

Bagi saya pribadi dengan adanya legenda adalah sebuah warisan kebudayaan yang harus terus diceritakan ke generasi penerus. Untuk bercerita bahwa kita punya asal usul. Dan kita harus bangga dengan bangsa kita yang kaya dengan warisan budaya.

 

Kepemimpinan/Pemerintahan di Ranau
Bagaima dengan sistem pemerintahan di jaman dulu?apakah ranau mempunyai seorang pemimpin? ya tentu saja, Pangeran Singa Juru adalah Raja pertama yang memerintah daerah Ranau, yaitu sebuah daerah di Kecamatan Banding Agung, Kabupaten OKU, Sumsel. Setelah ada pemekaran beberapa tahun ini. Daerah Ranau terbagi menjadi 3 kecamatan yaitu kecamatan Banding Agung, Buay Pematang Ribu, dan Warkuk.

Pangeran Singajuru adalah Raja yang memerintah seantero Ranau dan keturunan lurusnya sampai saat ini tetap dianggap sebagai raja (dalam bahasa Ranau: Sai Batin) dan Tutukan (Panutan) bagi masyarakat Ranau.

Seiring perkembangan zaman mulai dari era setelah kemerdekaan sampai ke pemerintahan saat ini, keturunan lurus Pangeran Singajuru memiliki status sebagai Raja Adat bukan sebagai Raja yang layaknya mempunyai kekuasaan secara legitimasi atau administrasi.

Dari Keturunan Pangeran Singajuru yang menonjol adalah Tamong Dalom (sebutan/panggilan kehormatan untuk kakek di keluarga keturunan raja) alm. H. Muhammad Muslimin, gelar Suntan Singa Juru I yang pernah menjabat sebagai Kapoltabes Palembang dan Bupati OKU, Sumsel, periode 1968 - 1978 (Refrensi: www.okukab.go.id) dengan pangkat Letnan Kolonel Polisi di era Orde Baru.

Sedangkan anak cucu beliau saat ini lebih banyak berdomisili di Jakarta, dan rata-rata sudah sukses (masuk kategori masyarakat kelas atas) dengan berbagai profesi yaitu Politisi, Pengacara, Dokter, dan ada beberapa yang menjabat sebagai Direksi di BUMN dan perusahaan besar seperti Bakrie, dll.




Serba Serbi Adat dan kebiasaan daerah Ranau


SESIAHAN
Adalah cara orang ranau berpacaran, sesiahan ini di lakukan saat malam di setelah sholat isa hingga menjelang sholat subuh.

Mekhanai/Pria akan mendatangin rumah si gadis tapi hanya diluar, si bujang akn mengetuk ngetuk dengan halus dinding kamar, yang umumnya terbuat dari papan kayu untuk memberi tahu si gadis kalau ada pria yang menaksirnya, lalu setelah itu jikia si gadis berminat maka dia akan menyambut ketukan pria diluar tersebut, lalu setelah itu terjadilah perkenalan lalu percakapan yang hanya di lakukan berbisik-bisik dengan tetap terpisah oleh dinding , percakapan pun di mulai dengan berbagai macam tema , yang tentunya di sertai rayuan dan senda gurau ataupun saling memuji dari kedua belah pihak, bahkan hingga pantun yang saling berbalas .

Sesihan ini bila saling cocok bisa terjadi hingga subuh baru akan berakhir, jika mereka telah saling mengenal seadanya, dan merasa cocok dalam berbincang,mereka akan melakukan sesiahan berulang ulkang kali di waktu yang berbeda.

Jika telah beberapa kali sesiahan antara mereka sudah merasa saling cocok dan saling

mempunyai Perasaan saling menyukai,maka di aturlah janji untuk bertemu muka atau bertemu secara langsung yang di sebut BUKHASAN


BUKHASAN
Pertemuan antara sigadis dan bujang yang biasanya dilakukan di siang hari, tentunya setelah saling berjanji baik dari tempat hingga waktu, biasanya Bukhasan ini yang pertema kali mereka akan bertemu dirumah kerabat si gadis, atau pun jika di tempat lain, sigadis akan di temani atau membawa teman atau kerabat lainya, hal ini berjaga jaga agar terhindar dari Prasangka dan sekaligus sebagai saksi jika terjadi sesuatu hal yang buruk yang mungkin saja bisa terjadi

Saat bukhasan inilah mereka akan saling mengenal secara lansung dan lebih dalam lagi .

mereka akan saling bercerita, entah mengenai Keluarga masing masing, atau hal-hal yang lainnya, topik cerita dan percakapan mereka pun tak ubahnya sesiahan.

Dan jika saat bukhasan ini jika mereka merasa sudah saling cocok, atau meyukai merka akan berjanji untuk Bukhasan lagi di waktu-waktu atau tempat yang lain, namun jika salah satu dari mereka merasa kurang cocok, mereka tidak akan melakukn sesiyahan atau bukhasan lagi. sebaliknya jika mereka saling cocok, mereka akan sesiahan atau bukhasan lagi, dan seterusnya

untuk memdau dan meggelorakan rasa cinta mereka, hinnga perasaan antar keduanya semakin dlam dan semakin cocok.

Kala mereka telah semakin terikat akan cinta, mereka akan saling bertukar cenderamata sebagai bukti dari cinta mereka.sigadis biasanya kan memberikan kain sarung (Sinjang Bebai ), yang biasanya bermotip batik. atau lainnya.Dan Si bujang pun akan memberikan suatu perhiasan atau barang lainya, yang pasti akan menjadi kebanggaan tersendiri diantara keduanya...,

Setelah mereka merasa cukup dewasa dan merasa sudah sangat cocok proses selanjutnya mereka akan sebambangan.



SEBAMBANGAN
Si Pria akan membawa Si Gadis Tentunya setelah keduanya saling sepakat, seolah-olah diculik oleh si Pria, tentunya pula tanpa sepengetahuan Keedua Orang tua atau keluarga si gadis.

biasanya Si Gadis akan meninggal kan Surat untuk keluarganya tujuannya memberitahu keluarga kalau yang bersangkutan pergi Sebambangan dengan Pujaan Hatinya, namun Kadang kadang mereka sengaja tidak memberi tahu keluarganya Tujuan sebambangan mereka.

Sebambangan ini bisa terjadi di siang atau pun malam, namun demikian Sebambangan ini di lakukan tetap dengan sembunyi sembunyi, dan bisa pula bukan si pria yang embambangkan si gadis , melainkan si bujang akan meminta teman atau kerabatnya untuk membawa si gadis atau mungkin pula secara bersama sama membambangkan sigadis.

Hal ini dilakukan mencegah terjadi sesuatu yang tidak di inginkan. minsalnya jika sebambangan ini di ketahui oleh keluarga sigadis sebelum sampai di tujuan. sebambangan ini bisa batal, bahkan bisa pula terjadi kesalah pahaman dengan keluarga si gadis dan si bujang bisa bisa di adili secara masal..untuk itu si bujang membawa teman gunanya selain sebagai saksi juga memperkuat posisi si bujang jika terjadi sesuatu. jika sebambangan ini di batalkan. maka Proses perkawinan mereka akan terunda atau bahkan bisa tidak pernah terjadi.

namun yang lebih sering terjadi., jika sebambangan ini tertangkap oleh pihak keluarga si gadis maka . proses perkawinan meraka akan di tentukan oleh keluarga sigadis. dari proses hingga persyaratan lainnya yang berhubungan dengan proses perikahan mereka

Jika sebambangan ini berhasil. maka si bujang kan membawa Gadis pujaannnya, kerumah salah satu kerabatnya, atau di rumah penghulu., dan si gadis akan tinggal di rumah Tersebut hingga Sebambangannya di ketahui oleh keluarganya, dan si pria akan pulang kerumahnya dan memberitahu keluarganya, akan prihal sebambangannya, lalu keluarganya kan mengutus beberapa orang mendatangai keluarga si gadis sekaligus meminta maaf dan

memberitahu keluarga sigadis kalau Salah satu Keluarga Mereka( GADIS ) telah sebambangan. juga memberitahu keluarga kalau si gadis sekarang dalam keadaan aman dan berada di rumah kerabat si bujang atau penghulu

Lalu keluarga si gadis kan mendatangi atau mengutus beberapa orang ke tempat si gadis beserta membawa perlengkapan-perlengkapan lainnya untuk sigadis.saat ini si gadis akan didandani dengan pakaian adat sederhana yang sopan..

Saatpertemuan ini terjadilah acara NGEHAHEDO Yaitu Menangis bersama biasanya kaum perempuan, si gadis akan menangis meratap dengan kencang, biasanya ratapannya berkisar dari permohonan maafnya karena di pergi sebambangan, dan sekaligus meminta maaf akan hal itu.dan pihak yang di hahedopun akan menangis pula, sekalugus menasehati dan membesarkan hati sigadis kalau keputusan yang di ambil sigadis sudah tepat, dan memabg sudah saatnya, tapi tidak menutup kemungkian pula pihak yang di hahedo yang kan menyesalkan keputusan yang di ambil sigadis . ngehahedo ini di lakukan kapan saja sebelum hari perkawinan itu datang. dan ngehahedo hanys di lakukan pada orang orang dekat sigadis. dan hanya pada saat pertemuan pertama setelah sebambangan.dan di lakukan dimana saja. Saat mereka bertemu pertama tidak perduli di muka umum atau di saksikan oleh orang orang lain. karena hal ini dianggap Lumrah dan bagian dari adat istiadat

Pertemuan selanjutnya antara kedua belah pihak keluarga di rumah tempat terjadinya sebambangan itu.sekaligus perkenalan antara keduarga keduanya, akan terjadi Tangguh atau pecakapan yang memakai bahasa KHAS atau biasanya di sertai pantun pantun, yang menceritakan entah keluarga ataupun sindiran sindiran diantara kedua belah pihak keluarga. tentunya pertemuan ini bisa terjadi menegangkan, atau pun bisa sebaliknya . biasanya pihak keluarga sigadis akan memberikan persyaratan persyaratan,dan pihak keluaga bujang kan menawar hingga terjadi kesepakatan antar kedua belah pihak. baik mengenai sistem pernikahan ataupun waktu hingga tempat pernikahannya nanti.termasuk menentukan Status Perkawinan nanti Berupa SEMANDA atau MAK BUBUNYI atau BUJUJOKH .


SEMANDA
Semanda adalah jika proses dan setelah perkawinan nanti si pria akan di tanggung dan tinggal di Rumah si gadis. atau bisa di bilang Sigadis yang akan membeli si Pria, namun secara hukum islam mengenai mahar dan yang lainnya tetap di berikan pada sigadis. biasanya semanda ini jika pihak pria baik secara ekonomi maupun, secara pangkat atau Strata atau lebih rendah dari Keluarga si gadis. ataujuga secara susunan keluarga(SIGADIS ANAK TUHA) dan kebanyakan Semanda ini di lakoni oleh Bujang bujang yang bukan anak Pertama atau anakTuha.


MAK BUBUNYI
Adalah Jika Kesepakatan keluarga dri kedua belah pihak saling berkeras untuk saling membeli. status mak bubunyi ini biasanya jika jika kedua keluarga mempunyai baik kemampuan secara ekonomi. strata keluarga, pangkat, atau sama-sama anak tuha.proses pernikahan akan di lakukan di kedua belah pihak secara bergantian atau bisa pula jika memang rumah atau tempat mereka tidak berjauhan acara pernikahannya di lakukan pada hari yang sama. dan setelah menikah mereka bebas menentukan akan tinggal di pihak wanita atau pria dan berhak atas warisan dari kedua belah pihak keluarga.



BUJUJOKH

Pihak wanita atau gadis yang kan di beli oleh pihak pria. dan proses pernikahan hingga setelah menikah semunya di lakukan oleh pihak laki laki.
 





NAYUH
Nayuh adalah ritual selanjutnya setelah sebambangan atau Pernikahan yang di sertai Pesta sekaligus Peresmian Pernikahan Dari Pasangan baru tersebut.ritual ini di lakukan bisa di pihak pria, atau wanita atau pula di kedua belah pihak. tergantung dari kesepakatan dan kemampuan keluarga keduanya.sebelum nayuh ini ada beberapa proses untuk mensukseskan acara atau ritual tersebut yaitu :


1. Himpun manak mauakhi ( RAPAT ANGGOTA KELUARGA BESAR )
Rapat ini sekaligus mengumumkan kepada seluruh kerabat prihal yang terjadi dan akan di adakan nayuh yang tentunya butuh bantuan dan dukungan dari semua keluarga besar. rapat ini mereka kan mengumumkan hari pernikahan dan sekalugus membetuk kepala panitia -panitia yang kan bertanggung jawab terhadap seksinya masing masing, saat proses nayuh nanti. yang tentunya untuk mensukseskan perhelatan besar tersebut. lalu di aturlah waktu untuk HIMPUN PEMEKONAN

2. Himpun Pemekonan
Adalah Rapat yang lebih besarlagi. yaitu rapat yang mengundang seluruh warga kampung atau pekon.


3. Negak Tarup 
Adalah Pendirian panggung atau klasa atau ruang di luar rumah tempat acara resepsi dan sesi sesi lainya akan di lakukan.negak tarup ini di lakukan umumnya tujuh hari sebelum hari pernikahan. Dan di lakukan bersama sama secara bergotong royong seluruh warga kampung atau pekon. Begitupula bahan-bahan pembuatnya mereka akan bergotong royong melengkapinya hingga berdiri sebuah Tarup seperti yang di inginkan.

4. Ngantak Penulung
Ngantak penulung adalah proses pengumpulan bantuan dari kerabat kenalan, handai toulan, tetangga bahkan mungkin pula orang orang yang tidak di kenal dari dalam pekon maupun dari pekon pekon yang lain. Prosesnya adalah para pengantak penulung ini kan datang ketempat nayuh, lalu membawa perbagai macam dari hasil bumi, atau bisa juga berupa uang, kue, atau makanan lainnya, mungkin juga ternak, sesuai dengan kemampuan masing masaing. Lalu di terima oleh pencatat, artinya semua bantuan yang mereka bawa itu akan di catat dengan teliti. Baik pemilik atau pun Penulung yang di bawa oleh tukang catat. Lalu di kumpulkan dan di gunakan sesuai dengan kebutuhan penayuhan jika uang di berikan kepada bendahara.,
Pada saat ngantak penulung ini para pengantak penulug akan dii sambut oleh keluarga yang nayuh, atAupun per

5. Nulung Guai ( Bugegirek-an )
Di lakukan 2 hari sebelum Pangan , Pada dasarnya acara ini adlah acara pembuatan bumbu-bumbu, dan keperluan lain yang berkenaan dengan masakan dan kue unutk keperluan nayuh tersebut, Bujang dan gadis seluruh kampung atau pun di luar kampung akan di kirim undangan yang bisa secara lisan maupun secara tertulis, bisa juga jika di kampung yang di maksud ada sanak keluarga dari pihak yang ada nayuh, untuk malam nulung guwai ini, bujang gadis panitia, akan menjemput bujang gadis dari kampung lain, biasanya di kepalai oleh sesorang ayng dianggap snior, dan memahami tatakrama penangguhan, karena tugas dari kepala rombongan ini yang kan, memohon izin kepada orang tua gadis agar bisa berangkat nulung guwai, tentunya dengan gaya bahasa yang tesendiri, setelah di izinkan dan tentunya pihak penjemput, harus bertanggung jawab dari gadis yang di jemput, selanjutnya setelah mereka terberkumpul maka bersama -sama dengan bujang nya mereka akan berangkat ketempat nayuh/ nulung guwai tsb.

Jika telah samapi di temapt nulung guwai, seluruh yang ada baik gadis atau bujang yang
datang pada malam itu, akan bahumembahu, menyelesaiakn semua perkerjaan yang telah di sebut di atas, tentunya sambil bersenda gurau, sehingga terlihat keriangan di antar mereka, dan tak lupa pula selama mereka berkerja tentu saja di selingan dengan makan ataupun minum.


6. Ngedekor
Ngedekor, ada dua season, untuk di rumah utama, atau lamban pangkal, ngedekor di lakukan 2 malam sebelum Pangan, biasanya rumah utama akan di beri hiasan ornamen adat ( sigokh, umbak umbak,  dan pernak pernik lainya ) yang telah di siapkan oleh para pemangku adat. selain itu seluruh ruangan akan di hiasi dan di dekorasi layaknya ruang pesta, selain itu mereka juga menyiapkan untuk dekorasi tarub, seperti pita, bunga-bunga, dan lain-lain lalu season kedua adalah pemasangan dekorasi untuk tarup, di lakukan pada malam kedua sebelum nayuh, termasuk juga untuk pembuatan singgasana unutk kedua mempelai.

7. Nyambai 

Adalah pesta peresmian pernikahan yang di lakukan pada malam hari , di mana ke esokannya akan di lakukan pangan. Acara ini adalah lebih ke acara muda mudi atau pesta perpisanan kedua pengantin dengan para teman dan rekannya,  karena mereka berdua telah sepakat, dan meninggalkan pergaulan semasa mereka bujang atau gadis.

pesta ini akan di mulai setelah sholat isa, tentu saja di awali oleh berbagai sambutan, dan nasehat unutk para bujang gadis agar pestanya berjalan lancar dan tidak terjadi suatu apapun . Lalu setelah itu pesta akan resmi dimulai dengan MEKHANAI atau MULI baya Bernyanyi yang bertema Penyambutan. dan ucapan terima kasih terhadap mereka yang datang pada malam itu.




8. Pangan
Adalah puncak dari segala perayaan, dari Busunat, Budiom, Naik Haji, dan NAYUH.
Di nayuh pangan ini adalah resepsi yang dilakukan siang hari, setelah malamnya di gelar Nyambai( Resepsi Malam ) pada sat itu seluruh undangan, sanak pamily, tetangga, handai tolan, bahkan yang tidak di undangpun, diharapkan bisa hadir.

Kedua mempelai pada hari ini di beri pakaian (di dandani ) adat lengkap, karena pada har itu adalah Penyerahan Mempelai wanita Kepada Keluarga mempelai Pria atau sebaliknya , setelah semua di rasa siap. pengantin ini akn di arak dari tempat yang di tentukan menuju Tarup/ Klasa, dan bisa juga keduanya berangkat dari Rumah yang berbeda. pada sat pengarkan, segala pentas, di antaranya, Pencak silat, Tari tarian, Rebana, akan mengiringi dan di petaskan di jalanan di mana pengantin bergerak menuju klasa, para pengiringpun
di beri pakaian adat lengkap, selain itu sepanjang perjalanna mereka di ringi oleh tabuhan kulintang, dan rebana ( TeRBANG) dengan nanda tertentu, kemeriahan pun semkain tmapak, karena banya nank anak kelic sambil mengiringi membawa Bendera dan umbul
umbul pelbagai warna corak dan bentuk. ada pula yang mengelar tikar di setiap jalan yang kan di lalui oleh sepasang pengantin dan rombongannya. hingga akhirnya sampai di Klasa

Setelah mereka sampai di Tarup. mereka akan duduk di singgasana ynag megah. lengkap dengan segala Ornamen dan hiasan yang indah setelah mereka duduk group musik, (gambus atau sejenisnya ) yang sebelumnya di tarup sudah memainkan musik dengan lagu lagu nasehat, tiada henti hentinya dari keberangakatan pengantin dari rumah pertama tadi istirahat sejenak, lalu di sambung dengan acara sambutandari perbagai pihak, dan juga nasehat nasehat perkawinan dari keluarga kedua belah pihak, termasuk pula penyerahan secara resmi mempelai ke keluarga mempelai lainnya, setelah  itu piha tetua juga akan menetapkan ADOK ( NAMA LAIN SETELAH MENIKAH ) penetapan adok ini diberikan oleh kepala adat ( sebatin ) dan namanya pun ( adoknyapun ) akan di sesuaikan dengan garis
turunan dan status urut anak keberapa dari mempelai pria tau wanita, secara tidak langsung dari adog ini juga akan terlihat dari turuna mana yang kedua mempelai ini. lalu setelah hari itu, mereka berdua kan menggunakan nama adog ini untuk panggilan secara adat, dan pangilan sehari-hari mereka. ada banyak jenis dari adog ini biasanya terdiri dari 2 kata kata pertama yang menentukan sttus keturuna  dari mana atau anak ke berapa, dan kata kedua biasanya untuk memperkuat kata pertama.




Wisata Kuliner Ranau 
Ranau memiliki berbagai macam wisata kuliner makanan khas daerah sana yang bisa membuat para pengunjung tertarik untuk mencicipinya. Diataranya : slimpok kikim, pekhos matah mujair (yang bahan bakunya dari ikan mujair), sambol matah mujair (yaitu cabai, tomat kecil dan bahan lain yang di ulek di atas pengulekan dengan ikan mujair yang di panggang di campur dengan bahan tersebut yang menciptakan cita rasa begitu nikmat), gulai lelumuh, Tum iwa palau dan masih banyak lagi lainnya :-) .  



Bagi teman-teman sekalian yang berniat untuk berkunjung kesana tetapi tidak tahu akan tempat bermalam, jangan khawatir karena disana juga terdapat Wisma bagi para pengunjung yang ingin bermalam menikmati suasan malam di tepian Danau Ranau dengan harga yang mudah di jangkau berkisar sekitar Rp. 150.000-200.000 permalam seperti yang terlihat pada gambar di atas dengan pemandangan yang asri dan masih alami.

Author:

7 comments:

  1. sayangnya masih minim sekali yah informasi-informasi seperti ini yang bisa kita jumpai di Palembang sekalipun...

    ReplyDelete
  2. mantap gan, sangat menarik cerita'y....
    tpi saya pingin na'y gan, cerita sipahit Lidah itu aslih'y dari mn?

    ReplyDelete
  3. Tata cara adat nya mirip seperti tata cara adat di kebuayan-kebuayan daya

    ReplyDelete
  4. Nice post,,,
    maksih infonya,,tambah wawasan

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan komentar anda dengan menggunakan opsi Name/URL. Mohon jangan komentar SPAM..! Karena komentar dengan menyertakan LINK / ANCHOR TEXT atau promosi produk tertentu akan saya hapus tanpa pemberitahuan sebelumnya
Terimakasih...!!!