Inpassing adalah proses penyetaraan
kepangkatan, golongan, dan jabatan fungsional dengan tujuan untuk tertib
administrasi, pemetaan dan kepastian pemberian tunjangan yang menjadi hak
mereka.
Jum’at 05 Februari 2016, saya melakukan pemasukan
berkas untuk mengurus Inpassing di Kopertis Wilayah II Kota Palembang. Syarat
untuk mengurus inpassing yang terbaru, yaitu:
- Surat pengantar dari PTS (Perguruan Tinggi Swasta)
- Fotocopy JJA
- Fotocopy Ijazah S1, S2 dan S3
- Fotocopy Surat Keputusan dari Yayasan (Surat Pengangkatan Dosen Tetap)
- Print Out Forlap DIKTI
Berdasarkan informasi yang saya dapat,
hasil inpassing ini nanti akan diberikan ke pemilik minimal 1 minggu kedepan,
itu kalau pejabat yang bersangkutan untuk proses pengesahan inpassing ada di
tempat. Bagaimana jika tidak ada? Ya, kemungkinan akan lebih lama atau bisa
saja berkasnya hilang dan Anda disuruh memasukkan ulang berkas. *kalau kasusnya
begini, yang sabar saja ya.
Apa sih pentingnya Inpassing? Menurut
rumor yang saya dengar, kalau inpassing sudah keluar saya bisa mengurus berkas
untuk ikut Sertifikasi Dosen (Serdos) yang pastinya harus lulus melalui
beberapa tahap, diantaranya ujian TKDA dan ujian TOEP. Terus Serdos itu apa?
Alaah banyak tanya, cek aja di gugel serdos itu apaan, yang pasti bukan sejenis
makanan atau tumbuh-tumbuhan.
Berhubung saya dosen muda, dan baru mau
belajar masalah yang beginian, jadi saya ngikut aja apa kata Kepala Bagian SDM
dan kata dosen-dosen senior saya. Kalau katanya urus ini, ya saya ikut ngurus,
kalau katanya urus itu, ya saya juga ikut. Selama berkas saya memadai dan itu
menguntungkan buat saya, why not. Toh
juga gratis tidak di pungut biaya, jadi tancaaap aja hehe.
Berkas sudah masuk ke Kopertis II,
mudah-mudahan tidak ada yang bermasalah dengan berkas yang saya berikan.
Tinggal sekarang berdoa dan bersabar menunggu hasilnya keluar. Ingat moto saya
“DUIT”, Doa, Usaha, Ikhtiar dan Tawakkal. Doa sudah, Usaha sudah, tinggal
Ikhtiar dan Tawakkal saja. Sama halnya pengalaman saya dalam mengurus Jenjang
Jabatan Akademik (JJA), moto itu juga berlaku disana. Jika kata dosen senior
saya mengurus inpassing mudah dan cepat, berbeda halnya dalam mengurus JJA yang
lama dan berbelit-belit (ini kata mereka ya bukan kata saya -__-“). Tapi
menurut saya, selama kita sabar mudah-mudahan semuanya akan menjadi mudah dan
sebentar. Walaupun sempat terdengar banyak sekali berita angin yang lalu lalang
di jalanan *apa hubungannya dengan angin dan jalan?.
“Mengurus JJA itu harus menyiapkan uang
minimal Rp.500.000.00 kalau tidak, berkas JJA nya akan lama keluar, bahkan
punya si A sampai 8 bulan lamanya dan si B sampai 1 tahun dan si C sampai punya
anak dan punya cucu” dosen senior mencoba menasehati saya berdasarkan
pengalaman dia.
“Oh, gitu ya buk” saya mencoba menimpali
pembicaraannya.
Hari gini? Masih ada sogok menyogok?
Hellooo, emang gajinya kurang besar ya? Atau kreditan banyak yang nunggak? Ini
lah mental yang perlu di perbaiki dari generasi penerus bangsa, sudah 70tahun
Indonesia Merdeka dari penjajahan negara lain, tapi kok sekarang malah
sebaliknya. Justru dari dalam penjajahan itu berkembang biak dengan sangat
pesat.
Mari kita sama-sama berdoa agar kita
terhindar dan dijauhkan dari oknum-oknum yang masih memiliki otak penjajah dan
kita WAJIB agar tidak ikut-ikutan seperti oknum tersebut, MERDEKA.
“Krik krik krik”, suara jangkrik
terdengar dari kejauhan dan suasana tiba-tiba hening seketika.
0 comments:
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan menggunakan opsi Name/URL. Mohon jangan komentar SPAM..! Karena komentar dengan menyertakan LINK / ANCHOR TEXT atau promosi produk tertentu akan saya hapus tanpa pemberitahuan sebelumnya
Terimakasih...!!!