IBU, Dalam Kesendirianku
Sendiri itu memang tidaklah menyenangkan. Tapi dengan menyendiri kita menjadi tahu bahwa diri ini telah melakukan begitu banyak dosa-dosa yang mungkin membuat Allah murka pada kita.
Suatu sore yang sepi, selepas hujan yang begitu deras, aku duduk sembari mendengar lagu islami yang tedengar begitu menyentuh hati. Terbayang akan kematian didepan mata, terbayang akan tangisan orang-orang disekitarku ketika badanku terbujur kaku. Tubuh yang aku banggakan tak lebih dari se-onggok daging yang tidak berdaya, uang yang aku kumpulkan tiada guna untuk aku bawa kehadapan-Nya, jabatan yang aku pegang tidak menjadi jaminan akan pengampunan dari-Nya.
Mendapat kabar bahwa ibuku sedang sakit dan sedang dirawat di tempat yang jauh dari tempatku berada sekarang. Hati kecilku menangsi, ingin rasanya berteriak sekuat tenaga. Bagaimana mungkin aku anaknya yang telah dilahirkannya bisa jauh darinya disaat dirinya butuh akan kehadiran anak-anaknya. Aku sedih, aku menangis dengan kesendirianku, doa tak henti-hentinya ku panjatkan untuk kesembuhan ibuku.
Maha Kuasa Allah, dengan segala yang dilakukan-Nya. Tidak ada kekuatan yang bisa menandingi kekuatan Allah.
Terdengar lucu mungkin. Hatiku menjerit mengadu dalam doaku berharap pengampunan atas dosa-dosa yang telahku perbuat. Tanpa terasa, mataku basah oleh linangan air mata kesedihan, terlintas sebuah gambaran bagaimana tubuh ibuku terbujur kaku. Belum sanggup diriku ditinggal pergi oleh ibu yang telah membesarkanku, belum sempat aku membalas jerih payahnya dalam membesarkanku, begitu banyak mimpinya yang belum sempat aku bantu untuk mewujudkan.
"Ya Allah, zat yang Maha Kuasa atas segala-galanya. Hamba mohon dengan kerendahan hati hamba, hidup dan mati hamba hanya milik-Mu semata. Hamba mohon dengan seluruh jiwa dan raga hamba, memohon pengampunanmu atas segala dosa-dosa yang telah hamba perbuat, memohon pengampunan atas dosan-dosa yang orangtua hamba perbuat, terutama ibu hamba. Sembuhkanlah ibu hamba dari penyakit yang dideritanya, berikanlah kesehatan jasmani maupun rohani kepada ibu hamba. Tak sanggup diri ini melihat dan mendengar ibu hamba menangis dalam kesakitannya. Ampuni dosa ibu hamba ya Allah, dosa yang kecil maupun yang besar, dosa yang dahulu maupun yang akan datang, dosa yang disenghaja maupun yang tidak disenghaja, dosa yang nampak maupun yang tidak nampak, dosa yang dia ketahui maupun yang tidak dia ketahui. Engkaulah zat yang Maha Pengampun, tiada tempat kami untuk memohon selain kepada-Mu."
Ibu, ladang bagi kita menuju surga-Nya Allah. Hormati, sayangi, jaga dan muliakan ibu kita. Restu Allah terletak pada restu ibu kita.
Dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah bersabda: “ Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka orang tua”. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
0 comments:
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan menggunakan opsi Name/URL. Mohon jangan komentar SPAM..! Karena komentar dengan menyertakan LINK / ANCHOR TEXT atau promosi produk tertentu akan saya hapus tanpa pemberitahuan sebelumnya
Terimakasih...!!!