Akademi Berbagi - Kelas Public Speaking


Akademi Berbagi Palembang kembali membuka kelas tentang "Public Speaking - Berani jadi MC". Sabtu, 27 Februari 2016 di kantor Telkomsel Gedung MDP IT Store lantai 6.

Pembicara: Didi Faldian
Seorang Presenter, MC, Wedding Organizer, dan Penyiar Radio MOMEA.

Sungguh menarik sekali tema yang di tentukan oleh komunitas AkberPLB ditambah juga pembicanya yang memang sudah mumpuni dibidangnya. Didi Faldian seorang Sarjana Ekonomi (begitu katanya), mengawali karir dalam dunia MC sejak tahun 2006, yang mana MC pertamanya waktu itu di Universitas Muhammadiyah Palembang dalam suatu acara yang diadakan oleh pihak kampus dari jam 8 pagi sampai jam 9 malam dengan honor yang didapat sebesar Rp. 150.000.00. Miris memang, tapi begitulah adanya nasip bagi seorang MC yang baru akan memulai karirnya dikasih honor yang menurut kita tidak manusiawi.

Sekarang, Didi Faldian untuk tarif yang dipasang sudah cukup berkelas. Karena memang jam terbangnya cukup padat. Jadi teman-teman kalau mau melihat seberapa mahal MC tersebut, coba lihat jam terbangnya. Kalau jamnya sudah terbang kemana-mana itu artinya dia sedang marah dan jangan coba-coba untuk mendekati jika tidak ini terkena lemparan jam terbangnya hehe.

Didi juga bercerita bagaimana pengalaman dia ikut seleksi sebagai penyiar radio MOMEA waktu dulu, Dia membeberkan beberapa tes yang sempat dia lalui hingga bisa menjadi penyiar radio di MOMEA, yaitu: Tes Vokal, Tes Pengetahuan Umum, Tes Pengetahuan tentang Musik (3 musik barat dan 1 musik Indonesia).

Dalam kesempatan ini, Didi Faldian sharing tentang bagaimana menjadi seorang MC (Master of Ceremony). DImana MC adalah Master yaitu penguasa dan Ceremony yaitu Acara (Faldian, 2016).

"Kalau mau menggeluti dunia MC, kita harus sabar, dan cekatan", Didi memberitahukan.
"Kita harus menjemput bola, jangan hanya menunggu. Kalau menunggu kita tidak akan kaya tapi kuyu", Didi menambahi sambil tertawa kecil.

Jika seandainya kita di ajak menjadi seorang MC acara yang diadakan oleh suatu perusahaan tentang produk baru mereka. Kita harus prepare dari rumah, browsing di internet tentang produk yang akan kita bicarakan nanti. Jangan prepare dadakan, karena hal tersebut bukanlah suatu tindakan yang bagus. Gunakan gadget kalian yang mahal itu untuk mengoptimalkan persiapan kalian, tuh gadget gunakan dengan benar bukan buat status galau, posting poto alay, berdoa di status BBM (emang Tuhan pakai BBM), nanti kalau Sunami baru ingat Tuhan. -__-

Tips sederhana MC:
- Penampilan (Performance) harus optimal. Karena kalau ada klien yang ingin menggunakan jasa kita dan ingin mengajak bertatap muka, penampilan itu yang utama. Memakai pakaian yang rapi bila perlu yang ternama dan mahal, bawa handphone mahal. Tujuannya buat apa? Supaya klien merasa down sehigga mereka tidak memberikan kita harga murah. Ketika ketemu dengan klien jangan langsung mengatakan nominal tarif jasa kita, tapi tanya dulu berapa lama acaranya, acarnya tentang apa, pakaian yang harus dikenakan dan lain sebagaianya. Harga jangan langsung disebut tapi ulur dulu, buat klien kita nyaman.
- Sikap harus dijaga.
- Gunakan bahasa yang baik agar menambah nilai plus buat kita dimata mereka.

Persiapan seorang MC itu harus dari jauh hari sebelum acara dimulai. Kenali jenis acara yang akan kita pandu, kordinasi dengan panitia, serta usahakan gladi bersih minimal 1 jam sebelum acara dimulai (kalau memungkinkan).

Ketika sudah berbicara, usahakan jangan sampai ada kata yang berulang atau kalimat yang susunan katanya tidak bagus, seperti (kepada bapak gubernur, dipersilahkan untuk maju kedepan) *yang namanya maju pasti kedepan, tidak mungkin maju itu kebelakang. Jika seperti ini namanya pemborosan kalimat jadi upayakan untuk menghindari kalimat-kalimat seperti ini.

Hooaahh (menguap lebar), cukup sekian materinya. Demikianlah yang sempat saya tulis pada gadget saya. Mudah-mudahan bermanfaat, jika tidak bermanfaat coba di kasih kecap dan saus cabai, siapa tau akan lebih terasa nikmat. *ga nyambung? abaikan.

Ayoo Membaca

Sebuah patung di Jepang yang dibangun untuk mensupport budaya membaca. Negara maju seperti Jepang dan mayoritas bukan penganut agama Islam, membiasakan diri selalu membaca.
Tidak kah kita malu yang menganut agama Islam tapi tidak suka membaca. Padahal sudah jelas Allah menganjurkan kepada kita untuk membiasakan membaca.
Firman Allah QS. 96/1 dan 3 : (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (Perintah untuk membaca).
Patung itu juga mengingatkan kita akan Firman Allah "Orang yang memiliki ilmu, ditinggikan derajatnya" (Q.S 58/11)
Jadi, tunggu apa lagi? Ayo segera perbanyak bacaan dan budayakan untuk membaca. Orang bijak berkata,"Buku adalah jendela dunia". So, kalau kita ingin melihat luasnya dunia walaukita belum pernah keliling dunia, mari membaca maka kita akan merasakan dan melihat betapa luas alam semesta ciptaan Allah ini.

Akademi Berbagi - Kelas Sejarah


Akademi Berbagi Palembang (AkberPLB), sebuah komunitas yang peduli terhadap pendidikan GRATIS. Mereka selalu mengundang orang-orang yang memiliki kompetensi dibidangnya dan membuat semacam kelas belajar dengan tema setiap minggu bermacam-macam sehingga kita bisa belajar banyak hal dari banyak pembicara.

13 Februari 2016, saya mengikuti pertama kali Akber PLB waktu itu temanya "Kelas Sejarah" dengan Judul: "Sriwijaya Sebelum Prasasti Kedukan" waktu dan tempat: 16.00 s/d Selesai di Dunkin Donuts Demang Lebar Daun.

Pembicara:
Nurhadi Rangkuti (Kepala Balai Arkeologi Palembang)
Email: nurhadirangkuti@yahoo.com

Berdasarkan bukti tertulis, Palembang merupakan kota tertua di Indonesia. Dikatakan kota tertua jika kota tersebut dari masa ke masa selalu di huni dan tidak pernah di tinggalkan (menurut narsumber lain waktu itu). Berdasarkan bukti sejarah terdapat pada prasasti Batu Bersurat Kedukan bukti dari Palembang berangka tahun 604 saka.

Selama saya mengikuti kelas ini, entah kenapa mungkin karena saya bukan anak Sejarah jadi ketika belajar tentang sejarah sedikit membuat pusing. Apalagi ditambah dengan tidak mengertinya saya dengan istilah-istilah sejarah. Tapi lumayan, dari kelas ini sedikit banyak saya dapat ilmu yang bermanfaat, saya jadi tahu seperti apa sejarah dari Sriwijaya dan sejarah lainnya yang saya lupa tentang apa *loh.

Apasih bedanya seorang Arkeolog dan Antropolog?
Menurut kelas Sejarah kemarin, Arkeolog itu yang menggali prasasti jadi mereka yang suka main "gali lobang tutup lobang" ya kurang lebih seperti lagu-lagu dangdut gitu. (Sorry ga nyambung).
Sedangkan Antropolog, itu mereka yang menerjemahkan prasasti hasil temuan Arkeolog. Jadi Antropolog ini yang bertanggung jawab menganalisa tahun berapa prasasti ini dibuat, pada masa siapa dan lain sebagainya.

Menurut saya nih ya, seorang Arkeolog dan mereka yang belajar di bidang sejarah itu susah Move On loh. Kenapa? Karena mereka selalu mencatat semua sejarah, mereka selalu memikirkan sejarahnya. Coba bayangin, setelah putus dengan pacar ketika ketemu baju dalam lemari pakaian setelah di ingat-ingat eh ternyata pemberian mantan, terus punya celana eh ga taunya punya sejarah belinya dulu sama mantan, jadi ya ga bisa move on gitu.

Saya juga jadi tau ketika di kelas sejarah bahwa Palembang merupakan ibukota  Shi i'll fo shih yang disebut fo shih pada saat Yi Jing datang ke tempat itu pada tahun 671. 'Ngerti ga lu tentang ini? Kalau ga ngerti artinya kita sama, saya juga ga ngerti'. -___-"

Orang sejarah itu keren ya kalau pacaran. Mereka selalu hapal tanggal dari setiap momen. Ga percaya? Coba saja tanya tentang prasasti, mereka pasti tau tahun berapa prasasti tersebut dibuat. Coba bayangin, pas pacaran mereka selalu hapal kapan beli baju itu sama pacar, terus kapan pertama kali ketemuan, terus kapan pertama kali gokil-gokilaan sampai ke kapan pertama kali nyemplung ke got terus main comberan bersama-sama. *Oke untuk yang ini saya sudah mulai ngasal.

Pokoknya serulah ikut kelas sejarah ini. Jadi bagi yang ingin ikut kelas-kelas yang diadakan oleh Akademi Berbagi Palembang, follow saja akun Twitter mereka di @AkberPLB atau Instagram mereka di @AkberPLB. "Oke sepertinya saya promosi nih, tolong ya AkberPLB honor promosi saya di transfer haha".

Wisuda 14 Maret 2015 "The End"


Tulisan ini merupakan tulisan terakhir saya tentang perjuangan menyelesaikan masa studi. Bagi yang belum tahu bagaimana cerita saya sebelumnya, kalian bisa membacanya di Label atau Kategori "Liku-Liku Kehidupan".

Well, as you know. Apa yang saya rasakan pada waktu itu?
Yes, thats's right. I am so happy, It's like a dream. Drem become true I mean.

Satu lagi target yang telah saya buat sebelumnya tercapai. Lulus dengan predikat Sangat Memuaskan terdengar begitu nikmat. Ya ya ya, saya tahu, saya jangan dulu merasa puas dengan hasil saya saat ini. Karena memang masih begitu banyak target saya yang belum tercapai. Tidak ada yang patut saya sombongan, ini hanyalah sebuah pencapaian yang kecil, semua orang juga PASTI bisa seperti ini (jika mereka mau).

Hidup itu layaknya sebuah misteri, misteri kehidupan. Karena memang kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi 1 detik kedepan. Yang bisa kita lakukan adalah melakukan yang terbaik dan berdo'a, hasilnya serahkan pada yang Maha Kuasa.

Tidak terasa, sudah hampir 1 tahun dari wisuda saya 14 Maret 2015 dengan tulisan ini. Tapi kenangan itu masih melekat sangat kuat dibenak saya. Bagaimana senyum kebahagiaan yang terpancar dari wajah-wajah yang sudah mulai menua dari kedua orangtua saya waktu itu. Kemana mereka pergi, mereka selalu memberitahukan kepada halayak ramai "anakku telah menyelesaikan studinya". Begitu menyentuh hati dan penuh haru saat itu, tanpa terasa butiran air mata mulai membasahi kelopak mataku. Ya, saya menangis, menangis karena bahagia kala itu.

Tugas saya sekarang adalah menyelesaikan target yang telah saya buat dan kembali mengukir sejarah kebahagian untuk membuat bangga kedua orangtua yang telah bersusah payah membesarkanku.

Ibu...
Bapak...
Percayalah, semua ini saya lakukan untuk kalian dan masa tua ku. Saya ingin membalas budi dan jasa yang telah kalia berdua curahkan untuk ku. Masa tua kalian harus bahagia, itulah tugas ku sebagai anak kalian. Semoga Allah meredhoi niat dan usaha ini.

Ibu...
Bapak...
Taqrim sayang kalian berdua.

Kegagalan Awal dari Kesuksesan


The more I learn...
The more I realize...
How much I don't know...

-Albert Einstein-

Sebuah kutipan dari kata-kata seorang ilmuan terkemuka pada masanya. Mereka yang kata kita sangat pintar bin jenius tidak pernah lelah untuk belajar. Mereka terus menggali ilmu pengetahuan dan tidak pernah berhenti untuk terus menimba ilmu-ilmu baru yang belum mereka ketahui.

Kalau mereka yang menurut kita sangat jenius saja selalu menimba ilmu. Bagaimana dengan kita yang otaknya pas-pas an. Masihkan kita terus mengeluh dengan keadaan kita sekarang karena menuntut ilmu? Jika iya, maka Anda tidak layak untuk hidup. Kenapa tidak layak? Karena sejatinya manusia diberi akal dan fikiran untuk berfikir, jika anugrah tersebut tidak digunakan dan dimanfaatkan, bagaimana kita bisa hidup.

Kita tahu Thomas Alva Edison? Berapa kali dia mengalami kegagalan dalam percobaannya menemukan bola lampu? Sejauh ini saya lihat, belum ada angka pasti berapa banyak percobaan yang dilakukan Thomas Alva Edison, ada yang mengatakan 999 kali, ada yang mengatakan 9.955 kali. Kita tidak usah memmusingkan hal tersebut. Berapapun jumlahnya, yang penting kita tahu bahwa Thomas Alva Edison tidak mengenal kata menyerah dan selalu belajar dari kegagalan yang telah dia lakukan.
"Hidup itu sangat singkat, jika kita menyia-nyiakan kesempatan hari ini, maka kita akan kehilangan hari esok." -Taqrim Ibadi-

Cerita Penghias Masa Tua


Taqrim kecil tinggal di daerah terpencil. Jauh dari kebisingan kota apalagi polusi udara. Kendati demikian, masa kecilnya cukup berkesan apalagi ditambah dengan teman-teman yang membuat masa kecilnya begitu menyenangkan. Ya, itulah yang dia rasakan.

Terkenang pristiwa 18 tahun silam ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Daerah pedesaan memiliki budaya yang kental, memiliki segudang cerita yang mengiris hati menembus lapisan ozon di angkasa.

Dia memiliki banyak teman seusianya. Satu hal yang tidak bisa dia lupakan adalah fobia nya terhadap rasa takut akan kegelapan malam. Mungkin karena efek menonton film horor, sehingga tertanam jauh dalam alam bawah sadarnya dan membuat dirinya takut untuk sendirian ketika malam datang.

"Ndra, temanin gua ya?", dengan mimik muka memelas dia berbicara dengan temannya.
"Mau kemana?", Hendra bertanya dengan nada keheranan.
"Mmm, temanin gua BAB ya ndra, lu tunggu depan pintu jangan kemana-mana. Entar kalau gua udah selesai, baru deh lu boleh pergi", mukanya begitu lugu dan sedikit bercahaya disinari bulan yang malam itu bersinar terang.
"hahaha, iya iya gua temenin", Hendra tertawa lepas melihat tinggah laku temannya yang takut akan kegelapan.

Dilain kesempatan, hal itu juga berlaku dengan orang-orang disekitarnya yang menurut dia bisa membantunya. Menemani dikegelapan malam menuntaskan hajatnya dengan bercahayakan bulan. Itulah yan dia lakukan.

"Bu, tungguin ya. Jangan kemana-mana, tunggu sampai Taqrim selesai", terdengar teriakan dari dalam toilet berukuran 3x4 meter dengan dinding berwarna putih dengan atap menganga lebar.
"Iya, ibu tungguin", ibunya menimpali sambil sesekali tersenyum akan tingkah laku anaknya ini.

Selang beberapa menit kemudian.

"Buuu, buuu. Masih disana kan?", kembali suara itu terdengar sampai ke rumah sebelah.
"Iyaa nak, ibu masih disini. Cepetan selesaikan BAB nya, ibu sudah ngantuk", sambil menahan kantuk ibunya menimpali.

Begitulah hari-hari yang dia lalui. Takut akan kegelapan dan selalu memiliki imajinasi yang tinggi seolah-olah ada makhluk buas dan menyeramkan diluar sana yang siap menerkamnya.

Keadaan ini terus berlanjut sampai dia tumbuh meranjak dewasa yaitu Sekolah Menengah Atas. Yaaah, walaupun tidak separah dulu, tapi rasa takutnya selalu hadir menghampirinya disetiap kegelapan datang.

Malam itu, di atas ranjang tempat tidur yang terbuat dari kayu dan sudah mulai lapuk. Dia menerawang menatap langit-langit kamar. Tatapannya kosong, sekosong botol air mineral yang tidak ada isinya. Lantas apa yang sedang dia fikirkan? Entahlah, yang pasti bukan tentang perempuan. Dia memikirkan tentang kondisinya, rasa takut yang berlibihan itu harus dia hilangkan. Jika tidak, teman, keluarga dan seisi dunia ini akan menertawakannya. Bagaimana mungkin, seorang anak laki-laki yang gagah perkasa, ketika jalan layaknya seorang prajurit perang tapi takut dengan kegegelapan. Ah, rasanya sangat lucu jika hal itu terus berlanjut.

Akhirnya dia memutuskan untuk berubah, melawan rasa takut yang selama ini menghinggap dalam dirinya. Rasa takut yang selama ini selalu menghantui disetiap langkahnya.

Yang pada akhirnya, dia BISA menakluk kan rasa takutnya. Bukan karena orang lain, bukan karena mantra-mantra yang orang dahulu percayai. TAPI dengan USAHA yang kuat dan TEKAT yang tidak pernah melemah untuk memperbaiki diri, dia bisa.

Kini, kenangan itu hanyalah tinggal sebagai cerita penghias masa tua. Cerita yang hanya dia yang tahu dan hanya dia yang merasakan.
Pesan Moral:"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (QS, Ar-Ra'd:11)

Sudut Pandang yang Berbeda


Lihatlah kesalahan orang lain dari sudut yang berbeda. Jangan fokus dengan satu kesalahan, tapi lihat berapa banyak kebaikan yang telah mereka lakukan.

Tersenyumlah, walau itu pahit dirasakan. Setiap datang masalah, bersyukurlah karena Allah sedang meninggikan derajat kita.

Untuk naik kelas kita harus melalui sebuah ujian. Begitu juga dengan hidup, untuk meningkatkan potensi diri dan derajat diri. Allah akan menguji kita dengan ujian yang menurut Allah kita PASTI bisa melaluinya.

IBU, Dalam Kesendirianku


Sendiri itu memang tidaklah menyenangkan. Tapi dengan menyendiri kita menjadi tahu bahwa diri ini telah melakukan begitu banyak dosa-dosa yang mungkin membuat Allah murka pada kita.

Suatu sore yang sepi, selepas hujan yang begitu deras, aku duduk sembari mendengar lagu islami yang tedengar begitu menyentuh hati. Terbayang akan kematian didepan mata, terbayang akan tangisan orang-orang disekitarku ketika badanku terbujur kaku. Tubuh yang aku banggakan tak lebih dari se-onggok daging yang tidak berdaya, uang yang aku kumpulkan tiada guna untuk aku bawa kehadapan-Nya, jabatan yang aku pegang tidak menjadi jaminan akan pengampunan dari-Nya.

Mendapat kabar bahwa ibuku sedang sakit dan sedang dirawat di tempat yang jauh dari tempatku berada sekarang. Hati kecilku menangsi, ingin rasanya berteriak sekuat tenaga. Bagaimana mungkin aku anaknya yang telah dilahirkannya bisa jauh darinya disaat dirinya butuh akan kehadiran anak-anaknya. Aku sedih, aku menangis dengan kesendirianku, doa tak henti-hentinya ku panjatkan untuk kesembuhan ibuku.

Maha Kuasa Allah, dengan segala yang dilakukan-Nya. Tidak ada kekuatan yang bisa menandingi kekuatan Allah. 

Terdengar lucu mungkin. Hatiku menjerit mengadu dalam doaku berharap pengampunan atas dosa-dosa yang telahku perbuat. Tanpa terasa, mataku basah oleh linangan air mata kesedihan, terlintas sebuah gambaran bagaimana tubuh ibuku terbujur kaku. Belum sanggup diriku ditinggal pergi oleh ibu yang telah membesarkanku, belum sempat aku membalas jerih payahnya dalam membesarkanku, begitu banyak mimpinya yang belum sempat aku bantu untuk mewujudkan.

"Ya Allah, zat yang Maha Kuasa atas segala-galanya. Hamba mohon dengan kerendahan hati hamba, hidup dan mati hamba hanya milik-Mu semata. Hamba mohon dengan seluruh jiwa dan raga hamba, memohon pengampunanmu atas segala dosa-dosa yang telah hamba perbuat, memohon pengampunan atas dosan-dosa yang orangtua hamba perbuat, terutama ibu hamba. Sembuhkanlah ibu hamba dari penyakit yang dideritanya, berikanlah kesehatan jasmani maupun rohani kepada ibu hamba. Tak sanggup diri ini melihat dan mendengar ibu hamba menangis dalam kesakitannya. Ampuni dosa ibu hamba ya Allah, dosa yang kecil maupun yang besar, dosa yang dahulu maupun yang akan datang, dosa yang disenghaja maupun yang tidak disenghaja, dosa yang nampak maupun yang tidak nampak, dosa yang dia ketahui maupun yang tidak dia ketahui. Engkaulah zat yang Maha Pengampun, tiada tempat kami untuk memohon selain kepada-Mu."

Ibu, ladang bagi kita menuju surga-Nya Allah. Hormati, sayangi, jaga dan muliakan ibu kita. Restu Allah terletak pada restu ibu kita.

Dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah bersabda: “ Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka orang tua”. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Inpassing Asisten Ahli


Inpassing adalah proses penyetaraan kepangkatan, golongan, dan jabatan fungsional dengan tujuan untuk tertib administrasi, pemetaan dan kepastian pemberian tunjangan yang menjadi hak mereka.
Jum’at 05 Februari 2016, saya melakukan pemasukan berkas untuk mengurus Inpassing di Kopertis Wilayah II Kota Palembang. Syarat untuk mengurus inpassing yang terbaru, yaitu:
  1. Surat pengantar dari PTS (Perguruan Tinggi Swasta)
  2. Fotocopy JJA
  3. Fotocopy Ijazah S1, S2 dan S3
  4. Fotocopy Surat Keputusan dari Yayasan (Surat Pengangkatan Dosen Tetap)
  5. Print Out Forlap DIKTI

Berdasarkan informasi yang saya dapat, hasil inpassing ini nanti akan diberikan ke pemilik minimal 1 minggu kedepan, itu kalau pejabat yang bersangkutan untuk proses pengesahan inpassing ada di tempat. Bagaimana jika tidak ada? Ya, kemungkinan akan lebih lama atau bisa saja berkasnya hilang dan Anda disuruh memasukkan ulang berkas. *kalau kasusnya begini, yang sabar saja ya.

Apa sih pentingnya Inpassing? Menurut rumor yang saya dengar, kalau inpassing sudah keluar saya bisa mengurus berkas untuk ikut Sertifikasi Dosen (Serdos) yang pastinya harus lulus melalui beberapa tahap, diantaranya ujian TKDA dan ujian TOEP. Terus Serdos itu apa? Alaah banyak tanya, cek aja di gugel serdos itu apaan, yang pasti bukan sejenis makanan atau tumbuh-tumbuhan.

Berhubung saya dosen muda, dan baru mau belajar masalah yang beginian, jadi saya ngikut aja apa kata Kepala Bagian SDM dan kata dosen-dosen senior saya. Kalau katanya urus ini, ya saya ikut ngurus, kalau katanya urus itu, ya saya juga ikut. Selama berkas saya memadai dan itu menguntungkan buat saya, why not. Toh juga gratis tidak di pungut biaya, jadi tancaaap aja hehe.

Berkas sudah masuk ke Kopertis II, mudah-mudahan tidak ada yang bermasalah dengan berkas yang saya berikan. Tinggal sekarang berdoa dan bersabar menunggu hasilnya keluar. Ingat moto saya “DUIT”, Doa, Usaha, Ikhtiar dan Tawakkal. Doa sudah, Usaha sudah, tinggal Ikhtiar dan Tawakkal saja. Sama halnya pengalaman saya dalam mengurus Jenjang Jabatan Akademik (JJA), moto itu juga berlaku disana. Jika kata dosen senior saya mengurus inpassing mudah dan cepat, berbeda halnya dalam mengurus JJA yang lama dan berbelit-belit (ini kata mereka ya bukan kata saya -__-“). Tapi menurut saya, selama kita sabar mudah-mudahan semuanya akan menjadi mudah dan sebentar. Walaupun sempat terdengar banyak sekali berita angin yang lalu lalang di jalanan *apa hubungannya dengan angin dan jalan?.

“Mengurus JJA itu harus menyiapkan uang minimal Rp.500.000.00 kalau tidak, berkas JJA nya akan lama keluar, bahkan punya si A sampai 8 bulan lamanya dan si B sampai 1 tahun dan si C sampai punya anak dan punya cucu” dosen senior mencoba menasehati saya berdasarkan pengalaman dia.
“Oh, gitu ya buk” saya mencoba menimpali pembicaraannya.

Hari gini? Masih ada sogok menyogok? Hellooo, emang gajinya kurang besar ya? Atau kreditan banyak yang nunggak? Ini lah mental yang perlu di perbaiki dari generasi penerus bangsa, sudah 70tahun Indonesia Merdeka dari penjajahan negara lain, tapi kok sekarang malah sebaliknya. Justru dari dalam penjajahan itu berkembang biak dengan sangat pesat.

Mari kita sama-sama berdoa agar kita terhindar dan dijauhkan dari oknum-oknum yang masih memiliki otak penjajah dan kita WAJIB agar tidak ikut-ikutan seperti oknum tersebut, MERDEKA.


“Krik krik krik”, suara jangkrik terdengar dari kejauhan dan suasana tiba-tiba hening seketika.

Puisi untuk EMAK



"Puisi untuk EMAK"

Sembilan bulan emak mengandungku
sekian tahun emak selalu menenami dalam setiap langkahku

Sudah berapa hari emak terbaring sakit
Emak yang sabar ya
Karena sakit adalah penggugur dosa

Sedih hati ini ketika tahu emak jatuh sakit
Tidak tega hati ini melihat badan rapuhmu
Menangis hati kecilku mak
Disaat dirimu sakit, anakmu ini jauh darimu

Saat emak sms memberitahu bahwa emak sakit
Ingin sekali rasanya diriku langsung menemuimu mak

Menangis hati kecilku disetiap waktu
Memikirkan kesehatanmu mak
Doaku senantiasa tak putus aku panjatkan
Agar emak diberikan kesehatan jasmani dan rohani
Diberikan umur yang panjang lagi berkah

Emak, anakmu rindu padamu
Emak, anakmu ingin berada disampingmu
Menemanimu dikala dirimu sehat maupun sakit

3 Kunci untuk Sukses

Situasi 1

Suatu hari orang satu kampung berniat untuk melakukan sholat hajat memohon Hujan turun.
Waktu mau sholat banyak orang yang datang berkumpul tetapi hanya seorang anak yang membawa payung. Karena dia yakin doanya akan dikabulkan Allah

Itulah yang di namakan KEYAKINAN.

Situasi 2

Bila anda melambung bayi ke udara, dia ketawa sebab dia tahu anda akan dapat menangkapnya.

Itulah yg di namakan KEPERCAYAAN.

Situasi 3

Setiap malam ketika kita tidur, tidak ada jaminan kita akan hidup lagi untuk hari esok tetapi kita tetap set alarm untuk kita bangun pada esok hari.

Itulah yang di namakan
HARAPAN.

Teruslah memasang “KEYAKINAN, KEPERCAYAAN dan HARAPAN” kepada Allah Yang Maha Pencipta, Maha Pemberi, dan Maha Penentu segalanya.

Sumber: Grup Doskar UBD